Human Rights Crusader Advanced Education (Hurricane)
May 25, 2014World No Tobacco Day 2014
June 1, 2014Halo, Medical Students of Indonesia! Kali ini CIMSA UGM ingin berbagi cerita tentang project dari SCOME! Ada project apa yaah? Yak, ini dia… SPEECHLESS – SCOME Motion Picture, Education, and Entertainment on Language of Sign & Symbol!
Seperti yang kita tahu, komunikasi merupakan kunci utama dalam pelayanan kesehatan. Melalui komunikasi dapat tercipta interaksi sehingga pelayanan kesehatan dapat terlaksana secara optimal. Tentunya, mempelajari teknik dalam berkomunikasi yang baik dan benar sangat dibutuhkan oleh para praktisi kesehatan untuk menatalaksana pasien dengan baik serta melakukan penyuluhan dan konseling dalam melakukan promosi kesehatan.
Namun demikian, tidak sedikit orang yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, tunarungu dan tunawicara misalnya. Mereka memiliki kebutuhan lebih dalam berkomunikasi dibanding masyarakat pada umumnya. Para tunarungu dan tunawicara sering menghadapi kesulitan dalam menyampaikan keluhannya kepada para praktisi kesehatan sehingga berujung pada penanganan yang kurang memuaskan. Hal tersebut tentu sangat disayangkan mengingat para tunarungu dan tunawicara juga memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Nah, menyadari hal – hal penting di atas, SCOME CIMSA UGM menyelenggarakan acara Speechless ini sebagai sarana para peserta kegiatan, terutama mahasiswa, untuk mempelajari cara berkomunikasi yang baik dan tatalaksana orang – orang dengan keterbatasan bicara dan pendengaran.
Ada apa aja sih di Speechles ini? Yap, Speechless sendiri terdiri atas dua rangkaian acara yang akan diadakan dalam satu minggu. Kegiatan pertama bernama Breaking The Silence – Medical Movie, yaitu pemutaran sebuah film tentang seorang dengan keterbatasan komunikasi verbal. Setelah itu, dilanjutkan dengan diskusi panel yang dibawakan oleh dokter spesialis telinga hidung tenggorakan (THT) berkolaborasi dengan seorang pakar psikolog.
Kegiatan di hari kedua berupa pelatihan bahasa isyarat dan kegiatan berbagi. CIMSA UGM bekerjasama dengan Deaf Aart Community, sutu komunitas tunarungu dan tunawicara yang tetap mampu menyalurkan bakat mereka dalam bidang seni. Pembelajaran ini diadakan selama kurang lebih tiga jam untuk memberikan keterampilan yang berarti bagi para peserta secara maksimal. Tak hanya mendapatkan pelatihan, para peserta juga mendapat kesempatan untuk praktik langsung lho! J Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan pembelajaran dalam suasana kondusif dan eksklusif sehingga peserta dapat berinteraksi langsung dengan penderita tunarungu dan tunawicara.
Rangkaian acara ini ditutup dengan refleksi tentang seluruh rangkaian acara yang telah dilaksanakan sehingga ilmu yang sudah didapat diharapkan mencapai tujuan yang diinginkan. Nah, sekian cerita kami tentang SPEECHLESS dari SCOME CIMSA UGM. Semoga momen ini dapat dijadikan ajang belajar dan berbagi serta kita berharap semoga tidak ada lagi batasan yang selama ini memisahkan kita dengan mereka para penyandang tunarungu dan tunawicara 🙂
(El Shita, LOME CIMSA UGM 2014 – 2015)