Thalassemia, Penyakit Genetik yang Masih Terabaikan
July 4, 2014Wabah Ebola, Apa yang Harus Kita Lakukan?
August 10, 2014Pada zaman sekarang travelling sudah menjadi hal yang umum dilakukan, baik dilakukan sendirian, dengan pasangan, maupun berkelompok. Sebelum melakukan travelling tentu ada hal-hal yang perlu diperhatikan seperti passport, visa, tempat tinggal, jumlah uang yang harus dibawa, dan lain-lain. Hal yang umumnya sering dilupakan adalah mengecek apakah ada penyakit tertentu yang sering menyerang para traveler di negara tujuan tersebut. Traveler diarrhea adalah penyakit yang paling umum menyerang traveler (sekitar 20-50%), dimana hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya ketidakcocokan dengan kuliner negara setempat atau makanan dan lingkungan yang kurang bersih. Penyebab paling sering adalah bakteri khususnya Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC).
Ada juga penyakit di negara tertentu yang bisa dicegah dengan vaksinasi. Salah satunya adalah demam typhoid atau yang dikenal dengan tipes yang sering mengancam traveler di India, Pakistan, Sri Lanka, Afghanistan, Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia juga mempunyai kejadian tipes yang cukup sering. Transmisi penyakit yang disebabkan Salmonella typhi ini terjadi dari manusia ke manusia. Tipes bisa menyebar pada lingkungan dimana feses atau urin bisa berkontak dengan makanan atau air minum. Hal yang paling penting untuk mencegah demam typhoid adalah mempersiapkan makanan dengan hati-hati dan mencuci tangan dengan bersih. Selain itu, tipes juga bisa dicegah dengan vaksin yang terbukti 50-80% protektif dan sangat direkomendasikan untuk traveler yang bertujuan ke area yang endemik terhadap demam typhoid.
Rabies juga merupakan salah satu penyakit traveler yang sering di Afrika dan Asia. Bali termasuk salah satu destinasi wisata populer dengan ancaman rabies. Penyakit ini bisa ditransmisikan dari manusia ke spesies lain (misalnya anjing), biasanya melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Virus rabies yang sudah mencapai otak akan segera menyebabkan encephalitis dan merupakan gejala awal dari rabies. Apabila pasien sudah simptomatik, pengobatan hampir tidak akan efektif dan mortalitas terjadi pada lebih dari 99% kasus. Setelah gigitan dari hewan yang terinfeksi, pencucian luka sesegera mungkin dengan sabun dan air sekitar 5 menit sangat efektif dalam mengurangi jumlah virus. Pencegahan penyakit rabies dengan vaksinasi juga bisa dilakukan pada manusia dan hewan. Vaksin ini tetap efektif meskipun diinjeksikan setelah terinfeksi virus rabies. Durasi imunitas untuk dua kali injeksi vaksin ini bertahan selama 2-3 tahun dan apabila diikuti dengan administrasi dosis booster, level proteksi bisa bertahan sampai 10 tahun. Dua puluh delapan September adalah hari yang ditetapkan sebagai World Rabies Day yang bertujuan untuk mempromosikan informasi, pencegahan, dan eliminasi dari penyakit rabies.
Pencegahan travel disease tersebut akan sangat membantu bagi para traveler karena apabila sudah terinfeksi saat berada di negara tujuan, kita tidak tahu hal apa yang akan terjadi selanjutnya mengingat setiap negara mempunyai peraturan yang berbeda. Mencegah tetap lebih baik daripada mengobati kan? (gaby, SCOPE CIMSA UGM)
(Image credit: Yodi Ang)