Gadjah Mada Medical Summer Course 2014!
August 23, 2014Radius (Raising Awareness and Doing Action for Lupus)
September 13, 2014Pernah merokok? Atau belum pernah merokok, namun bergaul di lingkungan yang sarat akan perokok? Hati-hati! Banyak penyakit yang mengincar tubuh para perokok di usia tua kelak. Salah satunya kanker paru. Apa itu kanker paru? Bagaimana bahayanya? Apa benar merokok dapat mengakibatkan kanker paru?
Kanker paru merupakan kanker dengan tingkat kejadian paling tinggi serta menjadi penyebab kematian akibat kanker tersering di dunia. Sebanyak 17% kejadian terjadi pada pria (peringkat kedua setelah kanker prostat) dan 19% pada wanita (peringkat ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004). Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan lebih dari 70% kasus kanker paru baru terdiagnosis pada stadium lanjut (Anonim, 2006).
Kanker yang mematikan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun penyebab utama pada 80-90% kasus merupakan kebiasaan merokok. Asap rokok telah terbukti merupakan penyebab utama timbulnya kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Angka penderita serta kematian akibat kanker paru meningkat sebanding dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari, usia saat mulai merokok, dalamnya hisapan, lama kebiasaan merokok dan tingginya zat karsinogen dalam tar pada asap rokok. Zat-zat tersebut dapat menyebabkan perubahan sel-sel epitel bronkus ke arah keganasan.
Faktor resiko lain penyebab kanker paru termasuk radon (gas radioaktif), paparan terhadap radiasi, polusi udara, penuaan, serta akibat penyakit paru lain yang diderita, seperti COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease), Tuberculosis, dan lain-lain. Selain itu, jenis pekerjaan sesorang juga dapat menjadi faktor resiko kanker paru, seperti penambang dan pekerja besi. Mereka dengan anggota keluarga yang pernah mengidap kanker kemungkinan memiliki peningkatan resiko terhadap kanker.
Kanker paru terbagi atas 2 tipe utama, tipe pertama adalah Kanker Paru Non Sel Kecil (NSCLC). NSCLC merupakan tipe yang paling umum dari kanker paru. Kanker tipe ini tidak seagresif dibandingkan dengan SCLC. NSCLC cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat. Bila didiagnosis secara dini, pembedahan dan/atau radioterapi serta kemoterapi dapat memberikan harapan kesembuhan pada penderita kanker ini.
Tipe yang kedua adalah Kanker Paru Sel Kecil (SCLC). SCLC merupakan kanker yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat dan menyebar secara cepat ke anggota tubuh lainnya melalui pembuluh darah. Dari kasus yang sering terjadi, kanker ini dikategorikan sebagai penyakit kompleks saat terdiagnosa. Kanker ini biasanya diobati melalui kemoterapi dan bukan melalui prosedur pembedahan.
Kanker paru yang dini seringkali tidak menunjukkan gejala. Namun seiring dengan pertumbuhan kanker, beberapa gejala mulai dapat diamati, seperti batuk yang memburuk dan sulit untuk sembuh, kesulitan bernafas, sakit di bagian dada secara tetap, batuk darah, suara yang serak, sering terkena infeksi paru seperti pneumonia, merasa letih setiap saat dan kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas. Perlu dipahami bahwa gejala-gejala ini tidak selalu berkaitan dengan kanker, masalah kesehatan lainnya juga dapat menunjukkan gejala-gejala seperti di atas. Untuk memastikan penyakit yang diderita, pasien harus berkonsultasi dengan dokter dan menjalani beberapa pemeriksaan terlebih dahulu.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kanker paru dimulai dari pemeriksaan fisik, Chest X-Ray, serta Computed Tomography (CT) Scan. Setelah itu, pasien biasanya diminta untuk menjalani satu atau lebih pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan dahak, serta pengambilan sampel sel atau jaringan dengan menggunakan metode tertentu. Metode tersebut dapat berupa thoracocentesis, bronkoskopi, aspirasi jarum halus, dan biopsi terbuka.
Terapi yang paling penting bagi pasien kanker paru adalah kombinasi dari pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. Memang, formulasi terapi kanker paru sudah dikembangkan dengan baik, namun, akan jauh lebih baik apabila kita sebagai generasi muda dapat melakukan pencegahan sejak dini agar terhindar dari kanker paru. Mulai terapkan pola hidup sehat—dan yang
paling penting—hindari kebiasaan merokok. (Nadia Adelin, SCOPH CIMA 2013)
Referensi:
-www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id
-www.parkwaycancercenter.com
-Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. “Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Kanker Paru di Indonesia”.