
Peringatan Hari Dokter Nasional – Doctor on Radio
November 6, 2014
SCOPH CIMSA Kaukus V Sukses ‘Membirukan’ Lapangan Sardjito
November 26, 2014Schizophrenia. Mendengar nama ini, mungkin beberapa dari kita sudah ngeri sendiri. Dari namanya, penyakit ini memang terdengar menyeramkan. Banyak dari kita yang menganggap orang-orang dengan schizophrenia adalah orang-orang dengan kepribadian ganda; mereka mempunyai jiwa “baik” dan jiwa “jahat” yang sifatnya sangat berbeda. Banyak juga orang menganggap orang-orang dengan schizophrenia itu gila dan senang melakukan hal-hal jahat yang berpotensi membahayakan orang lain. Namun, benarkah semua itu? Yuk, dibaca terus artikel ini untuk tahu lebih banyak tentang schizophrenia!
Schizophrenia adalah suatu kelainan mental yang dicirikan dengan perilaku sosial yang tidak normal. Schizophrenia berasal dari bahasa Latin skhizein (“to split”) dan phrēn (“mind), namun pengertian ini berbeda dengan “split personality” atau “multiple personality disorder”, walaupun sering kali dikira sama. Sebanyak 24 juta orang di dunia hidup dengan schizophrenia, dan kurang lebih 10% dari mereka mengakhiri hidupnya. Orang dengan schizophrenia mengalami gangguan kemampuan berpikir, sehingga menimbulkan halusinasi, gangguan berpikir atau bicara, serta perilaku yang tidak biasa yang menyebabkan mereka sulit untuk berinteraksi dengan orang lain dan menarik diri dari lingkungan sekitar.
Pada pria, gejala schizophrenia biasanya muncul di akhir masa remaja dan awal usia 20-an, sedangkan pada wanita biasanya muncul di antara pertengahan usia 20-an sampai awal usia 30-an. Gejala schizophrenia dikelompokkan menjadi gejala positif, negatif, kognitif, dan afektif. Gejala positif merupakan aktivitas atau perilaku yang normalnya tidak ditemukan pada orang sehat, seperti halusinasi, pikiran dan bicara yang kacau, serta gelisah. Gejala negatif dapat dilihat sebagai berkurang atau hilangnya perilaku normal, seperti kesulitan dalam mengekspresikan emosi, kurangnya dorongan atau inisiatif serta antusiasme, sikap apatis, dan kurangnya interaksi sosial. Gejala kognitif meliputi kesulitan dalam memfokuskan perhatian, memproses informasi, dan gangguan memori. Gejala afektif meliputi depresi (alasan tingginya angka bunuh diri pada penderita schizophrenia), kecemasan, dan kesepian.
Berarti schizophrenia tidak ada hubungannya dengan mempunyai “2 jiwa”, dong? Iya, karena schizophrenia lebih condong kepada gangguan keseimbangan berpikir dan cara berpikir. Schizophrenia sendiri dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Tipe paranoid : dicirikan dengan delusi dan halusinasi, namun dengan fungsi intelektual serta afeksi yang normal. Orang dengan schizophrenia tipe paranoid sering menunjukkan kemarahan, kecemasan, dan biasanya sangat argumentatif.
Tipe disorganized : dicirikan dengan perilaku dan bicara yang tidak jelas dan tidak berarturan, serta emosi yang berlebihan dan tidak tepat (seperti tiba-tiba tertawa).
Tipe catatonic : dicirikan dengan gangguan gerakan, bisa dengan bergerak dan berbicara yang berlebihan dan tanpa henti, bisa juga benar-benar diam dan tidak komunikatif.
Tipe undifferentiated : dicirikan dengan beberapa gejala dari ketiga tipe schizophrenia yang disebutkan di atas, namun tidak cukup untuk dikategorikan sebagai salah satu dari ketiganya.
Tipe residual : apabila seseorang memiliki riwayat schizophrenia serta memiliki gejala negatif tanpa gejala positif selama beberapa waktu, mereka dapat dikategorikan ke dalam tipe ini.
Sampai saat ini belum diketahui pasti penyebab dari schizophrenia, namun genetik diduga cukup berpengaruh. Sebagai contoh, orang dengan keluarga (orang tua atau saudara kandung) yang mengidap schizophrenia memiliki kemungkinan 10% untuk juga mengidap schizophrenia. Selain itu, faktor lingkungan juga berperan penting, bahkan jauh sebelum kelahiran. Berdasarkan salah satu penelitian, ditemukan bahwa kondisi-kondisi saat bayi masih dalam kandungan, seperti malnutrisi, trauma kepala, komplikasi saat kelahiran, atau sang ibu yang menderita flu saat sedang mengandung, dapat meningkatkan kemungkinan seseorang memiliki schizophrenia.
Schizophrenia biasanya diobati dengan obat-obat antipsychotic. Obat-obat ini bekerja di dalam dengan memanipulasi jalannya sinyal di saraf otak. Namun, obat-obatan yang lama hanya efektif dalam gejala-gejala positif schizophrenia. Pada tahun 1980-an ditemukan obat antipsychotic yang tidak hanya mengobati gejala-gejala positif, namun juga mampu mengobati gejala-gejala negatif schizophrenia, serta menimbulkan efek samping yang lebih sedikit.
Namun selain obat-obatan, orang-orang dengan schizophrenia juga butuh diberi treatment berupa community support dan psikoterapi. Aktivitas community support dapat berupa pelatihan kepada orang-orang dengan schizophrenia untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan sosial sehingga dapat berkontribusi lebih banyak di masyarakat. Psikoterapi dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri. Selain itu, terapi kelompok dan terapi keluarga juga akan sangat membantu.
Lalu bagaimana agar kita terhindar dari schizophrenia? Dari pandangan dunia medis, memang tidak diketahui bagaimana cara efektif untuk menghindari schizophrenia, karena penyebabnya saja belum diketahui. Namun orang-orang yang mempunyai faktor resiko untuk mengidap schizophrenia dapat mencoba untuk mengurai faktor resiko schizophrenia. Salah satu contohnya yaitu mengurangi stres, tidur cukup, menghindari obat-obatan yang berlebihan, dan refreshing.
Nah, itulah pembahasan tentang schizophrenia. Jadi, jangan disamakan ya antara schizophrenia dengan kepribadian ganda. Dan jangan anggap para penderita schizophrenia itu orang-orang gila yang pantas dijauhi karena dianggap membahayakan; justru mereka butuh bantuan kita untuk men-support mereka sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan lebih baik. Semoga artikel ini dapat membuka pandangan dan meluruskan persepsi kita semua!
(R.R. Raihan Rizki Ramadhani, SCOPH CIMSA UGM)
Referensi:
http://www.webmd.com/schizophrenia/guide/schizophrenia-symptoms
http://www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/
http://www.nimh.nih.gov/health/publications/schizophrenia/index.shtml
http://science.howstuffworks.com/life/inside-the-mind/human-brain/schizophrenia.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Schizophrenia
http://www.peduliskizofrenia.org/sumber-daya/tentang-skizofrenia
http://meetdoctor.com/topic/schizophrenia#
Sumber gambar:
http://ronwhitetraining.com/wp-content/uploads/2013/11/schizophrenia2.jpg
http://www.schizophreniaresearch.org.au/wordpress/wp-content/uploads/2013/06/bigstock-Schizophrenia-in-word-collage-small.jpg
http://www.bestmedicaldegrees.com/schizophrenia/broken.jpg
https://s-media-cache-ec0.pinimg.com/originals/0d/fb/3a/0dfb3a9bd393e5ccfff62049266505e0.jpg
Brain in Schizophrenia
Infographics