REFINEMENT: Region Five on Disaster Management
September 19, 2016A Life With The Black Dog: Depression
October 15, 2016Dari pertama kali muncul, HIV/AIDS memang terus menjadi topik kesehatan yang tidak habisnya dibahas dan diteliti. SCORA CIMSA UGM sebagai Standing Committee CIMSA yang memiliki ranah kerja yang terfokus kepada HIV/AIDS, telah melaksanakan project +101 (read: Positive One-o-One) pada tanggal 11 Juni 2016 yang lalu di perpustakaan pusat UGM.
Di dalam project +101, SCORA CIMSA UGM mengundang dua narasumber; Qashmal Mafazi dan Vinolia Wakijo atau lebih dikenal dengan Mami Vin dari LSM Keluarga Besar Waria Yogyakarta (KEBAYA).
Kak Qashmal memberikan materi sex education dan ilmu dan wawasan tentang HIV/AIDS, terutama gejala-gejala dan penyakit menular seksual lainnya yang sering ditemukan pada ODHA. Sedangkan, Mami Vin memberikan materi tentang pendekatan dan counseling dengan ODHA. Ilmu yang diajari oleh Mami Vin lebih terfokus kepada bagaimana seorang peer educator bisa berempati dan memposisikan dirinya sebagai seorang ODHA. Dengan melalui langkah krusial ini, ODHA bisa perlahan-lahan percaya kepada peer educator tersebut dan mau mencurahkan kesulitan dan kerisahan yang ia alami sebagai ODHA.
Setelah pembagian materi, acara berikutnya adalah Sharing with ODHA. Semua member SCORA dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 member dan 1 ODHA. Di kesempatan ini lah, para member SCORA dapat mencoba untuk mengaplikasikan materi yang telah mereka dapatkan. Mereka juga mendapat wawasan yang lebih luas tentang HIV/AIDS langsung dari seorang ODHA.
Kegiatan utama dari Project +101 ini. sebenarnya sangat simple; training internal member SCORA 2015 sehingga mereka bisa menjadi peer educator yang kompeten untuk melakukan pendekatan dan counseling kepada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), tetapi jika dilihat ide latarbelakang dari project ini, terdapat ide mulia dan brilian yang berakar dari pikiran LORA 2015/2016, Reisya R. AmandaDalam merealisasikan ide nya, Kak Chacha dibantuk oleh Ryan Kiko sebagai Project Officer dan Raymond sebagai Vice Project Officer. Ketiga individu yang sangat passionate terhadap HIV/AIDS dan SCORA merupakan narasumber untuk artikel project ini.
Kak Chacha dulu pernah mendengarkan sebuah ide tentang bagaimana cara mengawasi dan memelihara kondisi HIV/AIDS di Indonesia. Untuk memberantas HIV, yang diperlukan sekarang bukan hanya pemberhentian penyebaran penyakit HIV/AIDS itu sendiri, tetapi juga perlu diingat orang-orang yang telah mengidap penyakit tersebut. Aksi pemberhentian penyebaran penyakitnya bisa dilakukan dengan edukasi pencegahan, contohnya safe sex education ke sekolah-sekolah.
Banyak sekali upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk pencegahan HIV. Sedangkan, untuk merawat dan membantu ODHA sendiri, sedang dicari obat dan vaksin untuk HIV/AIDS, dan juga ada obat antiretroviral untuk mengontrol gejala-gejala HIV/AIDS yang disediakan gratis oleh pemerintah. Tetapi, penyakit HIV/AIDS ini tidak hanya menjadi masalah jasmani bagi parah ODHA tetapi juga mengganggu kondisi mental dan kegiatan sehari-hari mereka. Masih ditemukan banyak orang di Indonesia yang mereka sendiri tidak tahu kalau mereka mengidap HIV/AIDS. Belum lagi untuk para ODHA yang sudah tahu dan diklarifikasikan kalau mereka positif HIV dan harus menghadapi stigma masyarakat terhadap ODHA, yang akhirnya mereka menyimpan sendiri masalah-masalah mereka terkait kondisi mereka yang akhirnya dapat berakibat ke kematian atau pennyebaran HIV/AIDS di Indonesia yang semakin meluas karena kegagalan perawatan HIV/AIDS tersebut. Kak Chacha, menyimpulkan bahwa sebagai mahasiswa kedokteran, yang bisa kita lakukan adalah menjadi jembatan antara health officials dan para ODHA, dengan cara menjadi peer educator yang kompeten untuk melakukan pendekatan dan counseling kepada para ODHA, sehingga para ODHA mau membuka masalah dan kesulitan-kesulitan yang didapatinya sebagai seorang ODHA sehingga bisa diatasi oleh para health officials. Inilah visi utama dari +101.
by Maulidianisa Rianti