+101: Approach and Counsel
September 19, 2016Warna-warni CIMSA UGM 2015
October 16, 2016Lebih dari 800 ribu orang tiap tahunnya meninggal karena bunuh diri
Perasaan sedih, murung dan tertekan bukanlah suatu hal yang asing untuk dirasakan. Tidak jarang perasaan itu datang dan singgah untuk waktu yang tidaklah sebentar. Tanpa disadari, dengan bertambahnya tekanan dan semakin memburuknya suasana hati, perasaan itu berubah menjadi depresi. Banyak orang menyepelekan suasana hati yang buruk dengan beranggapan hal itu akan hilang dengan sendirinya dan melupakan bahwa depresi adalah suatu penyakit mental yang lebih dari sekedar perubahan emosi sementara.
Depresi, atau yang disebut juga dengan “black dog” sebagai metaphor, adalah penyakit mental yang dikarakterisasikan dengan kesedihan, kehilangan rasa ketertarikan, perasaan bersalah atau rendah diri, pola tidur atau napsu makan yang menurun, perasaaan lelah dan konsentrasi yang buruk.
Hal ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama dan mengganggu aktivitas bekerja, belajar atau bahkan berhubungan dengan keluarga. Hal terburuk adalah depresi dapat berujung ke bunuh diri.
Menurut catatan WHO, depresi adalah penyakit umum yang telah diderita oleh 350 juta orang di dunia. Lebih dari 800 ribu orang tiap tahunnya meninggal karena bunuh diri. Bunuh diri juga merupakan penyebab tertinggi kedua kematian dari orang-orang berusia 15-29 tahun.
Tidak ada penyebab spesifik munculnya depresi, beberapa kombinasi faktor dapat berkontribusi sebagai penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya depresi antara lain, kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau pekerjaan, melahirkan, masalah keuangan, terisolasi secara sosial, trauma masa kecil dan ketergantungan terhadap narkoba/alkohol. Bila dalam riwayat kesehatan keluarga terdapat seseorang yang menderita depresi, terdapat kemungkinan juga bahwa depresi dapat terjadi kepada keturunannya. Penyakit seperti jantung coroner, kelenjar tiroid yang kurang aktif, dan cedera kepala juga dapat menjadi salah satu penyebab.
Walaupun demikian, depresi tidaklah mustahil untuk ditangani. Mulai dari hal kecil seperti berkomunikasi. Kadang depresi dapat membuat seseorang mengisolasikan dirinya, oleh karena itu dukungan dari keluarga dan teman terdekat sangatlah dibutuhkan. Hal kecil seperti memiliki binatang peliharaan juga dapat memberikan keceriaan dan rasa tidak terisolasikan.
Berolahraga mungkin terdengar sebagai suatu aktivitas yang sangat berat saat mengalami depresi. Tetapi, rasa lelah itu hanya akan bertambah jika kita tidak melakukan sesuatu terhadapnya.
Lakukanlah aktivitas yang membuat diri merasa lebih baik seperti, menemukan hobi atau olahraga favorit, membaca buku atau menonton tv, berendam air hangat, mengekspresikan diri lewat musik, seni atau tulisan, pergi keluar bersama teman-teman, atau pergi mengunjungi tempat-tempat seperti museum, taman atau bahkan gunung. Usahakan tidur yang cukup dan luangkan waktu dibawah cahaya matahari setiap harinya. Makan makanan yang cukup dan bergizi juga sangat berengaruh dalam pemulihan.
Yang terakhir dan salah satu hal yang terpenting adalah mengetahui bahwa saat pikiran-pikiran negatif datang, diri kita tahu bahwa depresi sedang mengambil alih, dan kita harus dapat menanganinya dengan menanyakan pada diri kita sendiri, “apa yang akan saya lakukan jika saya tidak depresi?” “adakah cara lain untuk menangani situasi ini?”. Lama-kelamaan pikiran negatif tersebut pun akan runtuh dengan sendirinya.
Mungkin proses untuk kembali merasa lebih baik akan terasa sulit dan memakan waktu, tetapi bila kita memiliki keinginan kuat untuk menjadi lebih baik dan menyadari bahwa akan selalu ada orang yang membantu melewatinya, yakinlah bahwa diri kita sendiri dapat mengalahkan “the black dog” yang selama ini mengambil alih tubuh dan otak yang seharusnya adalah milik kita.
by Menur Wulan
Sumber:
- Dealing with Depression; HelpGuide.org
- Depression; WHO.int
- Depresi; alodokter.com