Prague, Czech Republic (Exchange Stories!)
January 9, 2018DELIGHT: Makan Sehat, Tumbuh Kuat
April 29, 2018Fyi, CIMSA #1
Kopi sudah menjadi kultur bagi para pekerja dan pelajar dalam menemani mereka melakukan tugas kesehariannya. Kebiasaan konsumsi kopi sangat bervariasi antar tiap individu. Ada yang mengkonsumsi kopi saat masa ujian, sebelum memulai kerja, dan menikmati aroma dan rasanya. Namun dibalik kekayaan aroma dan rasa, apa sebenernya yang membuat kopi sebagai world’s most widely consumed psychoactive drug di lingkungan kita?
Efek dari kopi sudah dimanfaatkan dari sejak sebelum 1000 ce oleh bangsa Ethiopia dengan cara mencampur kopi dengan lemak hewan dan dikunyah seperti energy bar. Substansi didalamnya bernama Kafein lah yang menjadi penyebab manusia menggunakan kopi sejak dulu. Kafein mempunyai efek stimulan pada sistem saraf pusat yang membuat kita berasa energetik, bahagia, dan fokus meskipun dapat menaikan tekanan darah dan memberikan efek gelisah. Cara kafein melakukan tugasnya dengan mempunyai struktur molekular yang sama dengan Adenosine, ia mencegah Adenosine mengikat reseptornya. Lalu, guna Adenosine sendiri adalah neuromodulator yang berfungsi untuk mengistirahatkan otak kita dengan membuat kita merasa kantuk. Dengan dicegahnya Adenosine menempel ke reseptor dan digantikan oleh kafein sendiri membuat efek yang kita inginkan. Tidak hanya membuat kita berasa segar namun kafein juga dapat mencegah beberapa penyakit kronis, seperti diabetes melitus tipe 2 atau penyakit hepar.
Dulu dipercaya bahwa Kopi dapat meningkatkan penyakit jantung, namun riset itu memiliki kekurangan dikarenakan subyek riset tersebut kebanyakan memiliki kecenderungan mengkonsumsi rokok dan alkohol juga. Adapun juga faktor yang membuat kopi terlihat buruk disamping kecenderungan berkemih dan diare, yaitu adiktifitas. Dalam mengkonsumsi Kopi secara rutin membuat otak kita beradaptasi dengan membuat lebih banyak reseptor dan lebih banyak kafein untuk mencegah Adenosine terikat. Maka dari itu semakin hari kita butuh kopi untuk mencapai efek yang sama semakin banyak pula jumlah kafein yang kita butuhkan. Ketika kita berhenti mengkonsumsi kafein dengan kadar yang banyak, dapat membuat kita berasa pusing dan lelah karena banyaknya Adenosine yang terikat. Namun kabar baiknya adalah dalam beberapa hari reseptor dapat berkurang dan otak mulai beradaptasi lagi sehingga kita dapat kembali normal.
Mengkonsumsi kafein pun menimbulkan efektifitas yang berbeda-beda terhadap setiap pengguna. Salah satu riset membuktikan bahwa mengkonsumsi kopi dilanjutkan tidur / istirahat 20 menit memberikan efek lebih efektif daripada meminum kopi saja. Dikarenakan puncak kafein di plasma setelah ditelan sekitar 15 – 120 menit atau bisa dibilang mulai 20 menit kafein sudah bekerja. Selain itu dengan beristirahat dapat mengurangi jumlah adenosine yang terikat. Dengan yang bisa dibilang Coffee Nap ini dapat memberikan kita efek yang efektif.
By: Alfredo Baghaskara Nugroho
Reference:
Nieber, K. (2017). The Impact of Coffee on Health. Planta Medica, 83(16), pp.1256-1263.
Hayashi, M., Masuda, A. and Hori, T. (2003). The alerting effects of caffeine, bright light and face washing after a short daytime nap. Clinical Neurophysiology, 114(12), pp.2268-2278.
Caffeine for the Sustainment of Mental Task Performance. (2001). .
Reyner, L. and Horne, J. (1997). Suppression of sleepiness in drivers: Combination of caffeine with a short nap. Psychophysiology, 34(6), pp.721-725.