World Diabetes Day 2017: Taking Steps To Prevent Diabetes
April 29, 2018MYTHS AND FACTS: EYE CARE
May 27, 2018Diare? Ah, nanti juga sembuh sendiri! Diare? Jangan dekat-dekat dengannya, pasti orangnya jorok!
Banyak sekali stigma negatif terkait dengan diare, mulai dari hal sederhana yang meremehkan diare hingga pandangan orang yang jijik dengan penyakit ini. Namun, tahukah kamu bahwa pada tahun 2017, Indonesia memiliki 6.897.463 temuan kasus diare. Berdasarkan jumlah tersebut, hanya 36.9% kasus yang tertangani (Profil Kesehatan Indonesia). Menurut jurnal Paediatrica Indonesiana, 62% penyebab diare di Indonesia disebabkan oleh virus yang bernama Rotavirus. Di Yogyakarta sendiri, diare merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan angka kejadian tertinggi di lingkup puskesmas. Hal tersebut tentu memprihatinkan, dan menjadi cerminan bahwa penyampaian informasi terkait diare melalui pelayanan kesehatan primer kepada warga belum tersampaikan dengan baik. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran terhadap upaya penanganan serta pencegahan diare yang tepat dapat membuat penderita mengalami dehidrasi, yang kemudian bisa berakibat fatal.
Berkaitan dengan tingginya angka diare di Yogyakarta yang disebabkan oleh virus terutama Rotavirus, Community Development CIMSA UGM mengusung suatu program bernama ROTATION (Rotavirus Promotion and Prevention) di RW 08 Desa Cokrokusuman, Jetisharjo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Cokrokusuman dipilih sebagai target komunitas atas dasar temuan kasus diare yang menempati posisi tertinggi kedua dari seluruh puskesmas di Yogyakarta. ROTATION diinisiasi pada tahun 2015, dimana selama berjalannya waktu para member yang tergabung dalam Community Development Team CIMSA UGM atau biasa disebut Community Development Society (CDS) telah melakukan berbagai kegiatan bonding dan intervensi.
Pada hari Minggu, 8 April 2018, Community Development CIMSA UGM mengadakan intervensi ketiga untuk ROTATION, dengan nama kegiatan “Tidak Takut Diare”. Kegiatan ini terdiri atas talkshow, permainan edukasi dan pemeriksaan kesehatan. Rangkaian talkshow dibawakan oleh dua dosen FKKMK UGM, yakni dr. Arta Fatmawati, Ph.D. yang membahas penyakit diare dari sisi medis, serta Ibu Aviria Ermamilia, S.Gz, M.Gizi, RD yang memberikan materi gizi seimbang serta hubungannya dengan faktor risiko diare. Setelah talkshow dilaksanakan, seluruh warga diarahkan menuju ruangan pemeriksaan kesehatan. Terdapat dua rangkaian pada proses pemeriksaan kesehatan, yaitu satu pos observer untuk menunggu giliran dimana terdapat enam observer yang secara bergilir menanyakan beberapa pertanyaan seputar penyakit diare kepada warga dan evaluasi terhadap program Community Development ROTATION. Pos khusus pemeriksaan kesehatan itu sendiri terdiri dari delapan orang pemeriksa untuk mengecek tekanan darah dan kadar gula darah secara cuma-cuma. Pada pos observer, warga terlihat antusias dengan menceritakan pengalaman mereka ketika mengalami penyakit diare. Warga yang telah selesai mengikuti pemeriksaan kesehatan kami ajak untuk berpartisipasi dalam permainan edukasi sembari menunggu warga lainnya selesai.
Permainan edukasi terdiri dari tiga pos, yaitu pos oralit, pos makanan serta pos tanda – tanda dehidrasi. Pada pos oralit, warga dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan estafet bahan – bahan penyusun oralit, dimana peserta urutan terakhir harus meracik oralit sesuai dengan takaran yang benar. Selanjutnya pada pos makanan, warga harus memasukkan gambar makanan yang boleh dimakan saat diare pada kotak ‘iya’ dan makanan yang tidak boleh dimakan saat diare pada kotak ‘tidak’. Pada pos terakhir yaitu tanda – tanda dehidrasi, member CIMSA UGM memperagakan suatu tanda yang selanjutnya akan ditebak oleh peserta. Kegiatan ditutup dengan penyerahan hadiah kepada kelompok yang memenangkan hadiah permainan edukasi serta penyerahan doorprize untuk warga yang mendapatkan nilai pre-test dan post-test tertinggi pada saat intervensi sebelumnya. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud apresiasi Community Development CIMSA UGM terhadap warga yang sudah meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk mengikuti rangkaian program ROTATION sejak pertama kali dibentuk hingga memasuki intervensi ketiga.