Kidal dapat didefinisikan sebagai sifat terampil dari seseorang yang secara alami lebih sering menggunakan tangan kirinya daripada tangan kanannya. Hanya sekitar 10% dari total populasi di dunia yang kidal. Lantas, pernahkah kamu berpikir bagaimana caranya hidup sebagai seseorang yang kidal di dunia dengan mayoritas pengguna tangan kanan? Simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut!
Menurut sebuah studi pada tahun 2011, kidal dapat dikaitkan dengan adanya lateralisasi serebral atau otak. Seorang individu dapat terlahir kidal disebabkan oleh kemungkinan adanya gangguan saat periode perinatal, seperti infeksi, hipoksia, atau stress perinatal, yang dapat menyebabkan penyimpangan perkembangan otak. Kecepatan perkembangan otak kiri diperkirakan lebih lama dibandingkan dengan otak kanan. Oleh karena itu, apabila ada gangguan dalam berbagai fase perkembangan otak, fungsi motorik yang dominan pada otak kiri akan berpindah ke otak sebelah kanan dan dapat menyebabkan seseorang terlahir atau menjadi kidal. Lateralisasi serebral ini tidak hanya berdampak pada kekidalan saja melainkan juga fungsi otak lain seperti bahasa dan emosi.
Menjadi seseorang yang kidal tidak dapat dijustifikasikan sebagai “benar” atau “salah”. Hanya saja, kita hidup di dunia dengan mayoritas populasinya adalah orang yang secara alami lebih sering menggunakan tangan kanan sehingga seringkali individu yang terlahir kidal dapat memberikan kesan tidak sopan ketika melakukan pekerjaan sehari-hari dengan kanan kiri. Contohnya, seperti di Indonesia, yang secara budaya lebih menerima penggunaan tangan kanan untuk menulis, makan, berjabat tangan, hingga memberikan sebuah benda kepada orang lain. Selain itu, beberapa fasilitas di sekitar kita juga dibuat hanya untuk orang yang secara alami menggunakan tangan kanan, contoh yang paling sering kita temui adalah kursi dengan sambungan meja.
Tidak jarang anak-anak yang terlahir kidal akan tumbuh menjadi seseorang yang disebut ambidextrous atau dapat dengan nyaman dan pandai menggunakan kedua tangannya untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Hal ini dinamakan sebagai ‘supresi kekidalan’ di mana seseorang yang kidal melakukan pembiasaan penggunaan tangan kanan sebagai upaya bertahan hidup di dunia bertangan kanan. Pada nyatanya, supresi kekidalan ini dapat berdampak negatif kepada psikologi anak yang terlahir kidal akibat diskriminasi dan prasangka buruk terhadap kekidalan seseorang.
Perayaan International Lefthanders Day dirayakan untuk memperingati teman-teman kita yang terlahir sebagai kidal. Pada hari ini, ada baiknya kita memberi semangat dan apresiasi kepada mereka yang telah dapat beradaptasi di dunia bertangan kanan ini. Yuk, cegah diskriminasi terhadap pada individu bertangan kidal! Pastikan mereka mendapatkan dukungan dan fasilitas yang nyaman agar mereka merasa lebih dihargai sehingga dapat menimbulkan dampak psikologi yang lebih sehat.
Referensi:
1. Gutwinski, S., Löscher, A., Mahler, L., Kalbitzer, J., Heinz, A., & Bermpohl, F. (2011). Understanding Left-Handedness. Deutsches Aerzteblatt Online. https://doi.org/10.3238/arztebl.2011.0849
2. Masud, Y., & Ajmal, M. A. (n.d.). Left-handed People in a Right-handed World: A Phenomenological Study. 12.