International Day of Peace 2021
September 21, 2021RETINOL: Research Technique dari Nol
October 10, 2021Euis Alina Kusumaningtyas – Peer Educator Trainer — Published October 6, 2021
Tahukah kalian bahwa sebagian besar dari perempuan dan laki-laki yang sudah aktif secara seksual berpotensi terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV)?
HPV merupakan virus yang menyerang organ reproduksi dan dapat ditularkan melalui kontak kulit saat melakukan hubungan intim. Virus ini merupakan induk dari kanker anus, vulva, vagina, serviks, penis, dan bahkan oropharynx. Hingga saat ini, ditemukan lebih dari 200 tipe HPV yang memiliki beragam efek pada tubuh. Sebagian besar infeksi HPV pada awalnya tidak menunjukkan gejala, berlangsung beberapa minggu hingga bulan, dan dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, virus ini dapat berkembang menjadi kutil hingga kanker, seperti HPV tipe 16 dan 18 yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Menurut WHO, kanker yang disebabkan oleh HPV sering ditemui di negara yang terbelakang atau negara berkembang. Berbeda dengan negara maju, fasilitas pencegahan dan penanganan untuk infeksi HPV di negara berkembang dapat dikatakan kurang memadai. Selain itu, kesadaran dan kemauan masyarakat untuk turut andil dalam pencegahan infeksi HPV masih belum tinggi. Berdasarkan data dari Globocan 2020, kanker serviks menduduki peringkat kedua sebagai kanker yang paling sering ditemui pada perempuan di Indonesia setelah kanker payudara.
Penyebaran HPV tidak dapat dieliminasi, tetapi bisa dikurangi. Langkah terbaik untuk mengurangi penyebaran virus ini adalah dengan mencegah terjadinya infeksi. Oleh karena itu, WHO telah mengupayakan program vaksinasi HPV bagi anak perempuan maupun laki-laki yang berusia 9 hingga 14 tahun, atau hingga 26 tahun apabila belum mendapatkan vaksinasi HPV yang lengkap, yaitu 2 hingga 3 dosis vaksin.
- Bagi seseorang yang berusia di bawah 15 tahun, dapat diberikan vaksin 2 dosis dengan rentang 6 – 12 bulan antara pemberian dosis pertama dan kedua. Apabila dosis kedua diberikan pada rentang 5 – 6 bulan dari dosis pertama, dapat ditambah dosis ketiga setelah pemberian dosis kedua
- Bagi seseorang yang berusia di atas 15 tahun, dapat diberikan vaksin 3 dosis dengan rentang 1 – 2 bulan antara dosis pertama dan kedua, serta 6 bulan antara dosis pertama dan dosis ketiga.
Pada pemberian vaksin HPV, tidak ada rentang maksimum antardosis sehingga apabila seseorang tidak mendapatkan dosis selanjutnya lebih dari rentang tersebut, dapat segera mendapat vaksin dosis berikutnya. Perlu diingat, vaksin HPV ini tidak dapat diberikan bagi yang sedang hamil. Bagi yang berusia 27 hingga 45 tahun, diperlukan konsultasi kepada dokter sebelum pemberian vaksin HPV, sedangkan apabila telah melebihi 45 tahun, vaksin ini tidak dapat diberikan.
Sudah banyak masyarakat yang mulai mendapat dan melengkapi vaksin HPV pada beberapa tahun silam. Akan tetapi, sampai saat ini, keamanan vaksin HPV terkadang masih diragukan oleh masyarakat tertentu. Terdapat desas-desus bahwa vaksin ini dapat menyebabkan menopause dini. Berdasarkan data penelitian, vaksin HPV terbukti aman dan belum ada bukti vaksin HPV dapat memberikan efek samping yang bermakna, seperti menopause dini.
Pemberian vaksin HPV jauh lebih efektif apabila diberikan pada orang yang belum aktif secara seksual karena seseorang yang sudah aktif secara seksual memiliki kemungkinan sudah terinfeksi HPV saat menerima vaksinnya. Perlu diketahui juga bahwa bagi seseorang yang telah aktif secara seksual dan sudah menerima vaksin HPV, disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin pap smear agar dapat mendeteksi potensi kanker serviks lebih dini dan mencegah perkembangan lebih lanjut dari kanker tersebut.
Apakah kalian masih ragu untuk mendapat vaksin HPV? Apakah kalian dan orang-orang di sekitar kalian sudah mendapatkan dan melengkapi dosis vaksin HPV? Yuk, bersama kita cegah infeksi HPV dengan vaksin HPV!
Referensi:
- Global Cancer Observatory . 2020. Cancer Fact Sheet. [online] Available at: https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf
- Kemenkes. 2016. Vaksin HPV aman, masyarakat diharap tidak langsung percaya terhadap berita di media sosial. [online] Available at: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20161128/5418970/vaksin-hpv-aman-masyarakat-diharap-tidak-langsung-percaya-terhadap-berita-media-sosial/
- Meites, E., Gee, J., Unger, E., & Markowitz, L. 2021. Human Papillomavirus. In E. Hall, A. P. Wodi, J Hamorsky, V. Morelli, & S Schillie (Eds). Epidemiology and Prevention of vaccine-Preventable Disease. 14th ed. Washington D. C. Public Health Foundation. [online] Available at: https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/hpv.html
- World Health Organization. 2018. Human Papillomavirus (HPV) and Cervical Cancer Fact Sheet. [online] Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/human-papillomavirus-(hpv)-and-cervical-cancer