HDN: Hari Dokter Nasional
November 29, 2020VAKSIN COVID-19 101
January 9, 2021Menurut data dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, kasus HIV sampai dengan tahun 2019 adalah 5.134 orang, dengan proporsi kelompok usia paling banyak terdapat pada kelompok usia produktif yakni usia 20-29 tahun dengan proporsi 30,9% dan kemudian diikuti oleh kelompok usia 30-39 tahun dengan proporsi sebesar 29.3%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2019 terjadi penambahan kasus baru sebanyak 369 orang. Sementara itu, untuk kasus AIDS hingga tahun 2019 berjumlah 1.716 orang dengan penambahan pada tahun 2019 sebanyak 114 orang. Hal ini menunjukkan bahwa di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kasus HIV dan AIDS masih terus bertambah setiap tahunnya. Jika dilihat dalam 5 tahun terakhir, penambahan jumlah kasus baru HIV dan juga AIDS masih sangat fluktuatif dengan penambahan kasus terbanyak didapatkan pada tahun 2016. Pada tahun 2016 ditemukan kasus baru HIV sebanyak 618 kasus dan kasus AIDS baru sebanyak 153 orang. Setiap tahunnya, dalam 5 tahun terakhir ini kasus baru HIV dan AIDS masih berada di angka yang cukup tinggi. Fakta tersebut menyadarkan kita semua mengenai betapa pentingnya pengetahuan mengenai HIV dan AIDS bagi masyarakat DIY.
Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus HIV. HIV dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh manusia tertentu (darah, sperma, dll.) yang sudah terinfeksi HIV. Salah satu bentuk penularan yang paling sering ialah melalui hubungan seksual yang tidak terproteksi atau melalui pemakaian jarum suntik yang bersamaan. Virus ini nantinya akan menyerang sel T CD4 dari sistem kekebalan tubuh manusia. Nah, jika infeksi HIV ini tidak ditangani dan virus dibiarkan terus bereplikasi misalnya karena diagnosis yang terlambat maka infeksi ini dapat berprogresi menjadi apa yang biasa kita sebut sebagai AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). AIDS merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala yang muncul karena menurunnya fungsi sistem kekebalan tubuh manusia dengan drastis. Beberapa gejala yang dimunculkan yakni seperti mudah sakit, penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang tidak wajar, dsb. Apabila seseorang sudah terkena AIDS dan tidak rutin mengonsumsi obat HIV, maka orang tersebut kemungkinan hanya dapat bertahan hidup selama 3 tahun saja dan apabila orang tersebut mengalami infeksi oportunistik seperti infeksi tuberculosis atau herpes simplex virus 1 maka kemungkinan bertahan hidupnya akan lebih pendek lagi menjadi kurang dari 1 tahun. Maka dari itu, pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sangat disarankan untuk dimulai sesegera mungkin setelah terjadinya infeksi.
Dengan terus meningkatnya kasus HIV dan AIDS di DIY dan juga mengingat betapa pentingnya pengobatan bagi ODHA untuk diberikan sedini mungkin, tes HIV menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi beserta mengendalikan penularan terutama pada orang-orang yang rentan terinfeksi. Sayangnya, hingga saat ini stigma masyarakat yang masih kurang baik terhadap ODHA menjadi salah satu hambatan dalam mewujudkan tujuan pemerintah untuk mencegah infeksi. Orang-orang yang seharusnya melakukan tes pun sering kali merasa takut untuk memeriksakan dirinya, padahal HIV sendiri hanya dapat dideteksi dengan menggunakan tes. Stigma buruk ini harus segera dihilangkan dan masyarakat pun seharusnya tidak perlu takut jika terdiagnosis positif karena pemerintah sudah menyediakan ARV (anti-retroviral) bagi ODHA untuk seumur hidup secara gratis dengan menggunakan BPJS.
Penting untuk melakukan follow–up terhadap proses pengobatan ODHA dan ODHIV. Jangan sampai terjadi lost to follow–up (LFU) misalnya karena ODHA yang terdiagnosis positif tidak mau memulai terapi karena merasa tidak percaya dengan hasil tesnya karena takut dengan adanya stigma di masyarakat ataupun karena pengobatan yang terhenti di tengah jalan karena ODHA ingin mencari second opinion di layanan lain seperti misalnya menggunakan pengobatan alternatif.
Selain dengan mengontrol kasus dengan mengoptimalkan tes HIV beserta memonitor pengobatan ODHA, terdapat langkah pencegahan yang paling mudah untuk dilakukan yakni dengan meningkatkan pengetahuan mengenai HIV dan AIDS khususnya pada kelompok usia remaja (15-24 tahun). Menurut data dari Profil Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2020, salah satu permasalahan paling utama yang dihadapi oleh pemerintah dalam pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS ialah masyarakat kelompok usia remaja yang terlalu sibuk dan tidak tertarik untuk mengikuti survei pengetahuan yang dilakukan oleh Dinkes Kota Yogyakarta, padahal dari data kita semua tahu kalau kelompok usia remaja ini paling banyak peningkatan kasusnya.
Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang setiap tanggal 1 Desember, penulis ingin mengajak seluruh pembaca, khususnya para remaja yang saat ini sedang fokus mengenyam pendidikan untuk selalu meningkatkan kesadarana terhadap HIV dan AIDS. Pastikan untuk mengedukasi diri dan juga bagikan pengetahuan tersebut kepada masyarakat. Hilangkanlah stigma buruk yang muncul di kepala kita ketika mendengar kata HIV dan AIDS karena dengan melakukan hal simpel seperti ini saja kita sudah mendukung para ODHA yang saat ini terus berjuang. Ingatlah bahwa HIV tidak menular dengan pelukan ataupun sentuhan tangan, maka patut halnya kita merangkul ODHA dan terus memberikan mereka semangat.
Tahun 2020 ini merupakan tahun yang berat bagi kita semua, banyak hal-hal yang tidak terduga telah terjadi di sepanjang tahun ini seperti pandemi COVID-19. Begitu halnya bagi para ODHA, adanya pandemi bagi mereka yang rentan terkena infeksi tentunya menjadi suatu tantangan tersendiri. Maka dari itu, ulurkanlah tangan kita dan genggam dengan erat para ODHA agar kita semua sama-sama dapat terus menjalani hari menuju masa depan yang lebih baik.
Referensi
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2019. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2020. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019. Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Yogyakarta, 2020. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2020. Yogyakarta.
Dinkes.jogjaprov.go.id. 2020. PERLUNYA TES HIV UNTUK CEGAH DAN KENDALIKAN PENULARANNYA. [online] Available at: <https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/tes-hiv-perlunya-tes-hiv-untuk-cegah-dan-kendalikan-penularannya> [Accessed 4 December 2020].
HIV.gov. 2020. What Are HIV And AIDS?. [online] Available at: <https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/what-are-hiv-and-aids> [Accessed 4 December 2020].
Penulis: M. Ridzky Pratama S. – Peer Educator Trainer